Komentar Pembaca

Makna Cinta Dalam Agama Islam

oleh Abu Ubaidillah (2020-04-22)


https://www.runimas.com - Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah jenuh membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Masyarakat di belahan bumi manapun pas ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh dambaan ‘Cinta Suci’.

Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka pas ini saya yakin analisis bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin pas ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.

Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka pas ini kedudukan itu tidak lagi bercahaya secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, tersedia baiknya bila anda menguji persentase cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya.

Coba anda duduk sejenak, memikirkan kekasih anda didalam situasi ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di tempat tinggal gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan pas ini?

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia muncul dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata Laki-laki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengutarakan fenomena ini bersama dengan berkata:
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).

Dahulu, tatkala interaksi pada anda dengannya terlarang didalam agama, maka setan mengusahakan sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, agar anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut didalam badai asmara haram, maka mata anda jadi buta dan telinga anda jadi tuli, agar andapun bersemboyan: Cinta itu buta.

Dalam pepatah arab dinyatakan:
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tapi sesudah interaksi pada anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan tambah mengusahakan membendung badai asmara yang telah menggelora didalam jiwa anda.

Saat itulah, anda jadi mendapatkan jati diri pasangan anda layaknya apa adanya. Saat itu anda jadi memahami bahwa interaksi bersama dengan pasangan anda tidak cuma cuman urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda jadi memahami bahwa interaksi suami-istri ternyata lebih luas dari cuman paras muka atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan mengusahakan sekuat tenaga untuk mengatasi pada anda berdua bersama dengan perceraian:
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka sanggup menceraikan (memisahkan) pada seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya perlu bersikap?
Bersikaplah mestinya dan tetap gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak ringan hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda lagi bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebetulnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya perlu menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan suka dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
“Bila tersedia seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, singgah kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan tetap bersemi. Tidak akan lekang karena cahaya matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walau ajal telah menjemput.

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya jadi musuh bagi sebagian yang lain kalau orang-orang yang bertaqwa.”
(Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda menghendaki cinta yang tetap menghiasi dirimu walau anda telah masuk ke didalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat?

Tidakkah anda menghendaki agar kekasihmu tetap setia dan mencintaimu walau engkau telah tua renta dan lebih-lebih telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tiga hal, bila ketiganya tersedia pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding tidak cuman dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kalau karena Allah, dan ia benci untuk lagi kepada kekufuran sesudah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke didalam kobaran api.”
(Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! cuma cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau cahaya matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata:
“Cinta karena Allah tidak akan bertambah cuma karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.”

Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena terdapatnya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, agar bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun doa mensyukuri nikmat tidak akan bertambah.

Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau muka yang rupawan, akan tapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Saudaraku! sesudah anda membaca postingan simpel ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati?
Buktikan saudaraku…

Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila tersedia kata-kata yang tidak cukup senang atau menyinggung perasaan.